Saturday 9 June 2012

0 Konflik Sosial


Konflik sosial yang berwujud bentrok/kekerasan di negeri kita mengalami peningkatan selama 1 dasawarsa terakhir. Konflik poso dan ambon, konflik antara Suku Madura dengan Suku Dayak yang memakan korban ratusan ribu nyawa. Peristiwa terakhir ialah bentrok antar anggota masyarakat di solo, meskipun tidak terdapat korban nyawa namun peristiwa tersebut harus ditindaklanjuti upaya rekonsiliasi pihak yang terlibat guna mencegah peristiwa sama terjadi dan benih-benih dendam hilang.

Kekerasan antar kelompok yang melibatkan banyak orang tidak terjadi secara kebetulan. Konflik-konflik kecil berwujud konflik nilai dan norma yang tidak bisa didialogkan menjadi factor pemicu awal terjadinya kekerasan antar kelompok. Sebuah kelompok kadang mempunyai identitas ekslusif dalam bentuk nilai, norma dan perilaku berbeda dengan kelompok lain. Hal yang wajar apabila  nilai, norma kelompok sering menimbulkan keinginan masing-masing kelompok untuk mensosialisasikannya kepada pihak yang berbeda. Media sosialisasi dialog seharusnya menjadi media utama karena minim resiko konflik. Namun tidak semua sumberdaya manusia anggota kelompok mendukung pola sosialisasi ini sehingga media sosialisasi agresif dalam bentuk pemaksaan nilai dan norma yang dianut sering dijadikan media sosialisasi utama.


Factor politis diduga sebagai penyebab lain, dalam kasus bentrok antar anggota masyarakat di solo ditengarai sebagai black campaign terhadap AD 1 yang sedang bermain politik di DKI Jakarta. Kharisma Jokowi dan urutan elektabilitas tinggi dalam survey calon gubernur DKI Jakarta oleh lembaga survey terkenal menjadikan gerahpihak competitor sehingga merasa perlu melakukan upaya black campaign.  Sah-sah saja dugaan factor politis menjadi penyebab terjadinya bentrokan mengingat dalam berpolitik segala upaya dilakukan asalkan tercapai tujuan. Nilai dan norma diabaikan demi meraih kekuasaan.

Kemampuan mengaturmedia sosialisasi sehingga timbul toleransi antar anggota masyarakat menjadi tuntutan utama dalam menciptakan situasi yang aman dan kondusif. Dakwah dialogis, santun, tidak menyalahkan nilai dan norma lain menjadi pilihan-pilihan sosialisasi yang lebih humanis. Diikuti dengan kemampuan menahan diri dari pemicu-pemicu timbulnya kekerasan menjadi langkah-langkah penting dalam penciptaan kondisi yang aman dan kondusif.      

0 comments:

Post a Comment

 

berbagi cerita dan menuai manfaat Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates