Monday 4 June 2012

0 Budaya Baca di Prameks


Setiap jumat sampai dengan minggu penulis rutin menuju jogja guna mengikuti perkuliahan  pascasarjana di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Rute perjalanan penulis dimulai dari kota prembun ditempuh dengan bus antar kota dalam propinsi  (AKAP) dan berhenti di terminal kutoarjo diteruskan berjalan kaki sejauh 200M menuju stasiun Kereta Api Kutoarjo, setelah membeli karcis seharga Rp.10.000 untuk tujuan kutoarjo –jogjakarta dilanjutkan menunggu pemberangkatan kereta pada pukul 08.25 WIB.
Keberagaman perilaku penumpang kereta api selama menunggu berangkat hingga pemberangkatan kereta menarik untuk dicermati. Penumpang kereta api sendiri, berdua, berkelompok hingga 1 unit keluarga memperlihatkan perilaku yang saling berbeda. Aktifitas melamun, memperhatikan penumpang lain, memperhatikan kondisi fisik sekitar, bermain handphone, tiduran, membaca koran, membaca buku menjadi perilaku lazim penumpang kereta api sendiri, sementara mereka yang naik kereta berdua biasanya hanya menjalankan aktifitas terbatas pada mengobrol dengan temannya, melamun, tidur, mendengarkan MP3 pun begitu dengan mereka yang membawa keluarga.
Beragam aktifitas yang dilakukan penumpang kereta tidak terlepas dari budaya dan kelaziman pada masyarakat tersebut. Di kota-kota besar yang mempunyai kebudayaan membaca yang tinggi, membaca menjadi pilihan mayoritas penumpas kereta api selama perjalanan. Beragam informasi, pengetahuan yang berguna bagi peningkatan kualitas hidup mereka didapat dengan aktifitas membaca. Manfaat banyak dari aktifitas membaca menjadi hal penting yang mampu membiasakan budaya membaca. Pada masyarakat maju media baca klasik berupa buku maupun digital melalui internet menjadi rutinitas harian selama perjalanan menggunakan kereta api.
Perlu pembiasaan budaya membaca bagi masyarakat kita terutama ketika waktu tertentu, semisal dalam perjalanan menggunakan kereta api.  Sebuah perbuatan dikatakan lazim terlebih dahulu karena dianggap kurang lazim. Pada awalnya penulis merasa ragu untuk membaca buku dalam perjalanan menggunakan kereta api karena biasanya aktifitas tersebut jarang dilakukan. Pandangan dari penumpang lain, kebisingan yang timbul akibat suara mesin kereta api, hingga tidak ada penumpang lain yang membaca buku menjadikan penulis ragu untuk membuka dan membaca buku namun, waktu perjalanan 1 jam bila dihabiskan dengan tidur atau melamun menjadi kemubadziran waktu yang sangat merugikan. Sehingga penulis memilih membaca buku meskipun penumpang lain tidak memiliki kesamaan dengan apa yang dilakukan. Andaikan mereka juga membaca saya pastinya akan merasa lebih nyaman dan senang, sehingga apa yang dibaca berpeluang lebih besar untuk dipahami, dihayati dan diamalkan……ayooooooooooooo bacaaaaaaaaaaaaaaaa jadwal prameks

0 comments:

Post a Comment

 

berbagi cerita dan menuai manfaat Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates